Minggu, 07 Agustus 2011

Pertolongan Pertama

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN PINGSAN

1. Pingsan

Terjadi karena peredaran darah dan oksigen ke organ otak berkurang.

Tanda :

- Denyut Nadi lambat

- Pucat, Kulit Dingin dan berkeringat

Terjadi akibat :

- Reaksi terhadap rasa nyeri

- Kelelahan

- Kekurangan makanan

- Emosi yang hebat

- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.

Gejala dan tanda pingsan

- Perasaan limbung.

- Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.

- Lemas, keluar keringat dingin.

- Menguap.

- Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.

- Denyut nadi lambat.

Penanganan pingsan

1. Pindahkan penderita ke tempat teduh / sejuk.

2. Baringkan penderita, jangan pakai bantal di kepala

3. Longgarkan pakaian.

4. Usahakan penderita menghirup udara segar.

5. Beri rangsangan suara/nyeri/bau

6. Periksa cedera lainnya.

7. Beri selimut, agar badannya hangat.

8. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.

9. Beri minum kepada penderita

10. Bila tidak cepat pulih, maka Rujuk ke Fasilitas kesehatan


EVAKUASI (PEMINDAHAN PENDERITA)

Tujuan :

Menghindari terjadinya cedera pada penolong. Pemindahan Penderita Setelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini, selanjutnya kita menentukan prioritas pemindahan penderita

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :

1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan

2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita

3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu

4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.

5. Jaga keseimbangan

6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.

7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Prinsip dasar pemindahan penderita :

1. Jangan dilakukan jika tidak perlu

2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar

3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih

Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus dipindahkan. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dulu baru pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi dilapangan relative tidak aman mungkin harus dilakukan pemindahan korban terlebih dahulu. Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan menjadi 2 bagian :

1. Pemindahan Darurat Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong.

Contoh :

- Ancaman Kebakaran

- Ancaman Ledakan

- Ancaman Bangunan runtuh

- Ancaman mobil terguling bensin tumpah

- Kondisi cuaca yang buruk

Contoh Cara pemindahan Darurat :

- Tarikan lengan

- Tarikan Bahu

- Tarikan Baju

- Tarikan selimut

2. Pemindahan Biasa Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.

Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :

1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera

2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita

3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita

4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita

5. penderita siap diangkat dengan satu perintah

6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan

7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain

8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat

9. jika akan berjalan tanpa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong

10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah

11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap

Tehnik mengangkat tandu

Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu

1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat

2. punggung harus tetap lurus

3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral

4. genggamlah pegangan tandu dengan baik

5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai

6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya .

Posisi penderita

Secara umum posisi penderita tergantung dari cedera yang dialami dan keadaan pada saat itu. Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita :

1. Penderita dengan syok. Jika tidak ditemukan tanda-tanda cedera pada tungkai atas dan tulang belakang tingikka tungkai sekitar 20 – 30 cm.

2. Penderita dengan gangguan pernapasan. Posisikan duduk atau setengah duduk

3. Penderita dengan nyeri perut. Posisikan tidur. Posisikan tidur miring dengan tungkai ditekuk

4. Penderita Muntah-muntah. Posisikan nyaman dan awasi jalan napas

5. Penderita Trauma, terutama dicurigai cedera tulang belakang (spinal) harus segera distabilkan dan imobilisasi dengan papan spinal panjang.

6. Penderita tidak sadar dan tidak dicurigai ada cedera spinal atau cedera berat lainnya, posisikan miring stabil Posisi terbaik melakukan pemindahan tergantung pada kondisi saat itu.


PERTOLONGAN PERTAMA PADA PERDARAHAN

Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh benturan (trauma / penyakit ) Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yaitu suatu kondisi dimana beberapa sel dan alat tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen (darah yang adekuat ).

Perdarahan dibagi menjadi 2 :

1. Perdarahan Luar ( terbuka )

Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan perdarahan luar dibedakan menjadi :

1. Perdarahan Arteri

Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen Gambar perdarahan Arteri

2. Perdarahan Vena

Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir, berwarna merah gelap karena mengandung karbon dioksida Gambar perdarahan Vena

3. Perdarahan Kapiler Berasal dari pembuluh kapiler , darah yang keluar merembes perdarahan ini sangat kecil sehingga hamper tidak memiliki tekanan warnanya bervariasi antara merah terang dan merah gelap.

Pengendalian dan Penanganan Perdarahan Luar Atasi dengan

TIT ( Tekan Istirahatkan Tinggikan )

1. Tekan luka dengan jari atau telapak tangan. ( Gunakan Sarung Tangan ).

2. Tinggikan anggota tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi kehilangan darah.

3. Tekan pada titik tekan , yaitu arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan. Ada beberapa titik tekan yaitu : a. Arteri Brakialis ( arteri d ilengan atas ) b. Arteri Radialis ( arteri di pergelangan tangan ) c. Arteri Femoralis ( arteri di lipatan paha )

Penanganan Perdarahan Luar

1. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh penderita

2. Jangan menyentuh mulut,hidung,mata dan makanan sewaktu memberi perawatan

3. Cucilah tangan setelah selesai membeikan perawatan

4. Buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh penderita dengan baik .

2. Perdarahan Dalam ( Tertutup ) Benturan dengan benda tumpul merupakan penyebab utama cedera dalam dan perdarahan dalam. Kehilangan darah pada perdarahan dalam tidak terlihat karena kulitnya masih utuh dan mengingat perdarahan dalam tidak terlihat, kecurigaan adanya perdarahan dalam harus dinilai dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan menganalisa mekanisme kejadian . Beberapa perdarahan dalam yang dapat dikenali antara lain :  Cedera pada bagian luar tubuh yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga mengalami cedera  Adanya memar disertai adanya nyeri pada tubuh, pembengkakan terutama diatas alat tubuh penting  Nyeri,bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak  Nyeri tekan atau kekakuan pada diding perut  Muntah darah  Buang air besar berdarah , baik darah segar maupun darah hitam  Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh  Darah atau cairan mengalir dari hidung dan telinga. Buang air kecil campur darah

Penanganan Perdarahan Dalam Atasi dengan

EBIT ( Es Balut Istirahatkan Tinggikan )

1.Baringkan penderita

2.Periksa dan pertahankan ABC

3.Periksa pernapasan dan nadi secara berkala

4.Rawat sebagai syok ( lihat syok )

5.Jangan berikan makan atau minum

6.Segera bawa kefasilitas kesehatan terdekat

Syok

Syok adalah suatu kondisi dimana beberapa sel dan organ tubuh vital ( terutama otak,jantung dan paru-paru ) tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi.

Penyebab syok

1. kegagalan jantung memopa darah

2. Kehilangan darah dalam jumlah besar

3. Pelebaran pembuluh darah yang luas ( dilatsi )

Tanda syok

1. Nadi cepat dan lemah

2. Nafas cepat dan dangkal

3. Kulit pucat dingin dan lembab

4. Wajah pucat dan kebiruan ( sianosis ) pada bibir,lidah dan cuping telinga

5. Pandangan hampa dan pupil mata melebar

6. Perubahan keadaan mental ( gelisah,cemas )

Gejala syok

1. Mual, mungkin disertai muntah

2. Haus

3. Lemah

4. Pusing ( Vertigo )

5. Tidak nyaman dan takut

Penanganan Syok

1. Bawa penderita ketempat teduh dan aman

2. Tidurkan telentang

3. Tinggikan tungkai

4. Longgarkan pakaian penderita

5. selimuti agar tidak kehilangan panas tubuh

6. Jaga agar jalan nafas tetap baik

7. control Perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada

8. Jangan beri makan dan minum

9. Periksa tanda vital secara berkala

10. Rujuk ke fasilitas kesehatan .


PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN PATAH TULANG

1. Patah Tulang

Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang

Gejala dan tanda patah tulang :

- Perubahan bentuk

- Nyeri dan kaku

- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah

- Terjadinya pembengkakan

- Adanya memar

- Ujung tulang terlihat

- Adanya gangguan peredaran perdarahan

Jenis Patah Tulang

1. Patah tulang terbuka • Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar

2. Patah tulang tertutup • Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar

Pembidaian Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.

Tujuan Pembidaian -> Fiksasi & Imobilisasi

1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah

2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah

3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah

4. Mengurangi rasa nyeri

5. Mengurangi perdarahan

6. Mempercepat penyembuhan.

Pedoman umum pembidaian

1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita

2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada

3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian

4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )

5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera

6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah

7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah

8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar

9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak

10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan kembali

Macam – macam Bidai

1. Bidai Keras Dibuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian yang cedera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastic atau bahan lain yang kuat dan ringan. Contoh : BIdai kayu, bidai tiup, bidai vakum

2. Bidai yang dapat dibentuk Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan dengan bentuk cedera . Contoh : Bidai vakum, bantal, selimut, karton, bidai kawat.

3. Bidai Traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya.Hanya digunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha

4. Gendongan atau Blat dan Bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umunya dipakai mitela.Prinsipnya adalah memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : Gendongan lengan

5. Bidai Improvisasi Bila tidak tersedia bidai jadi, maka penolong dituntut mampu berimprovisasi membuat bidau yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang cedera.Contoh : majalah, Koran, karton dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar